Pesan Nasihat dalam
Surah Ad-Dhuha
Nabi Muhammad sebagai utusan Allah swt. Merupakan suatu
kebanggaan bagi beliau karena dipilih sebagai pembawa risalah agama, namun
disamping itu juga nabi pernah merasa resah atau galau, karena pernah
wahyu tidak turun kurang lebih enam bulan lamanya menurut salah satu riwayat,
sebagai seorang nabi yang baru dilantik membuat perasaan nabi bertanya-tanya
kenapa wahyu tidak turun lagi apa Allah membenci atau marah dan
meninggalkannya? Nabi mengalami kegalauan yang sangat berat sampai-sampai
beliau mau bunuh diri dan loncat dari atas gunung namun ditahan oleh malaikat
jibril kemudian turunlah surah ad-Dhuha;
وَالْضُحَى {١}
1. Demi waktu dhuha; melalui ayat ini Allah bermaksud menguatkan
Nabi Muhammad dan juga kepada hambanya agar selalu optimis dan tidak hilang
semangat apa lagi putus asah akan rahmat Allah sebagaimana matahari yang selalu
mengahangati bumi dan ia selalu patuh pada perintah Allah terbit dari timur dan
terbenam dibarat dan tidak pernah terlambat waktu terbit maupun terbenam,
andaikan matahari tidak semangat lagi untuk menghangati bumi dan malas-malasan
untuk terbit maka bumi akan gelap dan segala kesulitan yang tidak di inginkan
akan terjadi ketika matahari malas-malasan menjalankan perintah Allah, tapi
Allah sudah mengatur matahari untuk selalu terbit dan terbenam denga tepat dan
Allah mengambil sumpahnya dengan menyebutkan waktu dhuha dan dijadikan
pelajaran bagi hamba-hamba yang mau mengambil pelajaran.
وَالَيْلِ اِذَا سَجَى {٢}
2. Dan demi malam apabila telah sunyi
Malam sebagai tempat istirahat yang sunyi dengan
kesunyiannya, dan Allah memberikan contoh bahwa malam itu sunyi tenang dan
memang cocok untuk waktu beristirahat tapi bunkan berarti jiwa dan mental
kita seperti malam ikutan sunyi dari fikir dan zikir apalagi jika sebagai
penuntut ilmu tidak boleh diam, apapun label yang melengket pada diri harus
selalu bergerak, almarhum B.J Habibie mengatakan hidup (saya) itu seperti orang
naik sepeda kalau (saya) tidak bergerak maka akan jatuh.
ماَوَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى{٣}
3. Tuhan mu tidak akan meninggalkanmu (Muhammad) dan tidak pula
membencimu.
Ayat ini memberikan penguatan kepada Nabi Muhammad akan
tuduhan orang-orang Quraisy karena ketika wahyu tidak kunjung turun dan mereka
mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah ditinggalkan oleh tuhannya dan perasaan
nabi seolah membenarkan bahwa jangan-jangan benar Allah telah meninggalkannya
sehingga perasaan Nabi Muhammad menjadi resah dan hampir saja mengakhiri
hidupnya lalu Allah turunkan ayat ini untuk membantah kaum quraisy sekaligus
menguatkan Nabi Muhammad bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan hambanya.
Kasih sayang Allah tidak pernah memandang siapapun beriman atau tidak Allah
tetap beri riski itulah bukti kasih sayang Allah namun kita saja yang
tidak menyadarinya.
وَلَلْأَخِرَةُ خَيْرٌلَكَ مِنَ
الْاُلَى {٤}
4. Dan akhirat itu lebih baik dari permulaan
Allah kembali menyemangati Nabi
Muhammad dan tentu juga kita sebagai umatnya ketika membaca tulisan ini bahwa
ketahuilah memulai sesuatu itu memang susah tapi akhirnya In Sya Allah lebih
baik begitupun perjuangan Nabi Muhammad bukan hal yang gampang mengajarkan
kalimat tauhid bahwa tuhan itu satu kepada masyarakat yang penyembah berhala
yang tiap orang punya tuhan masing-masing, memang hal yang susah seakan Allah
ingin katakan bahwa awalnya (dunia) memang tempatnya segala susah tapi Aku
pastikan kelak diakhirat nanti engkau tidak akan mengalami hal yang semacam
ini, dan Allah menjajikan akan hal ini maka kalau sudah Allah yang berjanji
tidak mungkin mustahil.
وَلَسَوْفَ
يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى{٥}
5. Dan sungguh kelak kamu akan diberikan karunia-Nya dan kamu
akan puas
Bahwa balasan yang Allah janjikan kelak itu akan membuat hati
nabi menjadi puas dan dalam dakwah nabi saw yang paling membuat hati nabi
senang adalah masuknya semua penduduk jazirah arab dalam Islam.
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًافَأَوَى{٦}
6. Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan yatim lalu dia
melindungimu
Nabi ketika berdakwah sudah tidak memiliki orang tua hanya
pamannya tempat ia bercerita semua problema dakwanya, keyatiman Nabi Muhammad
bukan sesuatu yang kebetulan karena keyatimannya sudah dalam pengaturan Allah
swt untuk Nabi Muhammad agar segala persoalan yang ia temui ia akan selalu
mengadukan kepada Rabbinya bukan abi atau uminya dan itulah tujuan Allah, juga
pun kita sebagai hamba-hambanya agar selalu menyeruh dan meminta pertolongan
kepada Allah bukan kepada makhluk bahkan orang tua kita pun yang selam ini
menjadi tempat pengaduan beliaupun meminta bantua Allah swt untuk itulah kita
selalu melibatkan Allah dalam segala sesuatu yang dihadapi karena itu
menunjukan bahwa ketergantungan akan pertolongan Allah serta ketidakberdayaan
kita layaknya seorang anak yatim yang sangat mengharapkan uluran "Tangan"
pertolongan dari Allah swt.
وَوَجَدَكَ ضاَلاًفَهَدَىَ{٧}
7. Dia mendaptimu dalam keadaan tersesat lalu Dia memberimu
petunjuk
Banyak kisah-kisah
yang menceritakan bagaiman proses seseorang mendapt hidayah yang mulanya tidak
mengenal siapa Allah lalu diberi petunjuk dan hidupnya pun berubah dari
pergaulan yang jahiliyah kemudian berubah kearah yang Islami semua itu atas
pengaturan Allah. Nabi yang awalnya belum mendapat wahyu dari Allah dan masih
kebingungan dalam memikirkan masyarakat Makkah yang bukan hanya tidak mengenal
aturan agam tapi secara moral pun bertentangan dengan norma-norma kehidupan.
Kemudian Allah beri petunjuk dengan wahyu maka terbukalah pintu hidayah itu dan
mencerahkan masyarakat Makkah sehingga menjadi pusat agama Islam.
وَجَدَكَ عاَئِلاً فَأَغْنَى {٨}
8. Dan dia mendapatimu dalam kekurangan lalu Dia mencukupimu
Terkadang kita kurang memahmi apa artinya kekayaan bahwa
sebenarnya harta yang paling berharga itu adalah hidayahnya Allah
kalaupun harta maka Allah akan "mencukupkan" apa yang menjadi
kebutuhan hambanya akan ada saja reski yang Allah kirimkan untuk hambanya,
namun yang menjadi benang merah dalam ayat ini bahwa Allah mendapti kita dalam
keadaan fakir lalu dia mencukupi kebutuhan kita, ada beberapa kisah bagaiman
ketika orang tersebut sudah tidak punya lagi apa-apa untuk mencukupi
kebutuhannya kepada siapa ia mau meminta kerabat tiada saudara pun jauh maka
secara naluri kehambaan maka pasti tempat satu-satunya untuk meminta hanya
kepada Allah lalu kemudian Allah cukupi kebutuhannya lewat hambanya yang
dermawan inilah makna yang tersirat, yang sebenarnya Allah tahu akan kebutuhan
dan keinginan kita tapi Allah mau kita yang datang lebih dulu untuk minta
sebagai tanda bahwa kita masih meyakini bahwa Allah lah yang mengatur semua
ini.
فَأمَّا الْيَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ{٩}
9. Maka adapun terhadap anak yatim jangan sewenang-wenang
Ayat ini merupakan refleksi kembali dari ayat
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًافَأَوَى
Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan yatim lalu dia
melindungimu
Karena sudah mendapat pertolongan Allah ketika masih dalam
keadaan yatim maka harus berbuat baik kepada anak yatim, karena seorang yang
ditinggal ayahnya ketika usia yang belum baligh akan patah hatkarena pemberi
perlindungan terhadap dirinya tempat pengaduan hatinya maka inilah refleksi
dari ayat ke 9 dan juga ini sebagai rumus bahwa ketika Allah mengasihi kita
dalam keadaan yatim kita pun harus mengasihi anak yatim walaupun kita bukan
yatim tapi sebagai saudara seiman dan juga merupakan norma dalam kehidupan manusia
untuk selalu mengasihi dan menolong, karena rumusnya adalah barang siapa yang
mengasihi maka dia akan dikasihi, barang siapa yang menyangi maka dia akan
disayangi.
وَأَمَّا سَائِلاً فَلاَ تَنْهَرْ {١٠}
10. Dan adapun orang yang meminta-minta janganlah kamu hardik.
Hidup tolong menong sudah menjadi tabiat alami manusia yang
sebenarnya harus dipahami bahwa ada orang yang punya kelebihan ada juga orang
yang punya kekuranga ada yang kaya dan ada yang miskin mudah bagi Allah
sebenarnya untuk membuat manusia dimuka bumi ini menjadi orang kaya semua dan
serba berkelebihan bukan hanya cukup tapi lebih, tapi kemudian Allah menjadikan
rumus dunia bahwa ada yang lebih ada yang kurang tujuannya tidak lain tidak
bukan agar manusia itu saling menolong sehingga dapat dilihat mana hamba yang
mensyuri nikmat-Nya dengan cara membagikan hartanya kepada orang yang
membutuhkan dan Allah pun sudah menegaskan bahwa dalam harta setiap orang
disitu ada hak orang lain, dan ketika dibagikan pada mereka yang butuh maka
sejatinya harta tersebut tidak berkurang namun berubah dalam manfaat yang
bentuknya lain dan juga berbagi kepada orang lain adalah tanda bahwa kita
mensyukuri akan karunia dari Allah swt.
وَأمّاَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ
فَحَدِّثْ {١١}
11. Dan adapun nikmat dari tuhanmu maka syukurilah.
Dan dengan segala karunia yang Allah berikan itu harus di
syukuri banyak cara mensyukuri nikmat Allah tersebut yang paling mudah ialah
hanya dengan mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat kebaikan baik yang
sifatnya materil maupun non materil yang kedua kalau nikmat Allah itu berupa
materil maka cara lain untuk mensyukurinya adalah dengan cara berbagi karena
diberi dari Allah kemudian diterima lalu dikasih kembali pada orang yang
sekiranya membutuhkan dan sudah melebihi dari kecukupan walaupun tingkat
dermawan yang paling tinggi itu adalah berbagi kepada orang lain tapi dianya
masih membutuhkan ikhlas mengarapkan keridhoan Allah swt dan cara yang ketiga
mensyukuri nikmat Allah yaitu dengan meningkatnya amal ibadah kepada Allah
karena izin-Nya semua kebaikan kita rasakan tanpa izin-Nya sesuatu tidak akan
pernah terjadi, jadi semakin banyak nikmat seharusnya semakin istiqomah dan
bertambah ibadah kita sebagai bentuk terima kasih dan kesyukuran kepada Allah.
Identitas Penulis:
Nama :
Illiyin Sasia
Alumnus
STIS Hidayatullah Balikpapan
(Hanya
Penulis Biasa)
Nik :
7207162201900001
No. Hp/Wa :
082255006882
Nama & No. Rek :
(BRI) 5164-0102-7364-53-5
A/n : Illiyin Sasia
Akun Medsos (Fb) : Lan