Friday, June 30, 2023

Taddabur Surah Ad-Dhuha

 


Pesan Nasihat dalam Surah Ad-Dhuha

Nabi Muhammad sebagai utusan Allah swt. Merupakan suatu kebanggaan bagi beliau karena dipilih sebagai pembawa risalah agama, namun disamping itu juga nabi  pernah merasa resah atau galau, karena pernah wahyu tidak turun kurang lebih enam bulan lamanya menurut salah satu riwayat, sebagai seorang nabi yang baru dilantik membuat perasaan nabi bertanya-tanya kenapa wahyu tidak turun lagi apa Allah membenci atau marah dan meninggalkannya? Nabi mengalami kegalauan yang sangat berat sampai-sampai beliau mau bunuh diri dan loncat dari atas gunung namun ditahan oleh malaikat jibril kemudian turunlah surah ad-Dhuha;

وَالْضُحَى {١}

1. Demi waktu dhuha; melalui ayat ini Allah bermaksud menguatkan Nabi Muhammad dan juga kepada hambanya agar selalu optimis dan tidak hilang semangat apa lagi putus asah akan rahmat Allah sebagaimana matahari yang selalu mengahangati bumi dan ia selalu patuh pada perintah Allah terbit dari timur dan terbenam dibarat dan tidak pernah terlambat waktu terbit maupun terbenam, andaikan matahari tidak semangat lagi untuk menghangati bumi dan malas-malasan untuk terbit maka bumi akan gelap dan segala kesulitan yang tidak di inginkan akan terjadi ketika matahari malas-malasan menjalankan perintah Allah, tapi Allah sudah mengatur matahari untuk selalu terbit dan terbenam denga tepat dan Allah mengambil sumpahnya dengan menyebutkan waktu dhuha dan dijadikan pelajaran bagi hamba-hamba yang mau mengambil pelajaran. 

وَالَيْلِ اِذَا سَجَى {٢}

2. Dan demi malam apabila telah sunyi

  Malam sebagai tempat istirahat yang sunyi dengan kesunyiannya, dan Allah memberikan contoh bahwa malam itu sunyi tenang dan memang cocok untuk waktu beristirahat tapi bunkan berarti  jiwa dan mental kita seperti malam ikutan sunyi dari fikir dan zikir apalagi jika sebagai penuntut ilmu tidak boleh diam, apapun label yang melengket pada diri harus selalu bergerak, almarhum B.J Habibie mengatakan hidup (saya) itu seperti orang naik sepeda kalau (saya) tidak bergerak maka akan jatuh.

  ماَوَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى{٣}

3. Tuhan mu tidak akan meninggalkanmu (Muhammad) dan tidak pula membencimu.

  Ayat ini memberikan penguatan kepada Nabi Muhammad akan tuduhan orang-orang Quraisy karena ketika wahyu tidak kunjung turun dan mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah ditinggalkan oleh tuhannya dan perasaan nabi seolah membenarkan bahwa jangan-jangan benar Allah telah meninggalkannya sehingga perasaan Nabi Muhammad menjadi resah dan hampir saja mengakhiri hidupnya lalu Allah turunkan ayat ini untuk membantah kaum quraisy sekaligus menguatkan Nabi Muhammad bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan hambanya. Kasih sayang Allah tidak pernah memandang siapapun beriman atau tidak Allah tetap beri riski itulah bukti kasih sayang Allah namun kita saja  yang tidak menyadarinya.

  وَلَلْأَخِرَةُ خَيْرٌلَكَ مِنَ الْاُلَى {٤}

  4. Dan akhirat itu lebih baik dari permulaan

       Allah kembali menyemangati Nabi Muhammad dan tentu juga kita sebagai umatnya ketika membaca tulisan ini bahwa ketahuilah memulai sesuatu itu memang susah tapi akhirnya In Sya Allah lebih baik begitupun perjuangan Nabi Muhammad bukan hal yang gampang mengajarkan kalimat tauhid bahwa tuhan itu satu kepada masyarakat yang penyembah berhala yang tiap orang punya tuhan masing-masing, memang hal yang susah seakan Allah ingin katakan bahwa awalnya (dunia) memang tempatnya segala susah tapi Aku pastikan kelak diakhirat nanti engkau tidak akan mengalami hal yang semacam ini, dan Allah menjajikan akan hal ini maka kalau sudah Allah yang berjanji tidak mungkin mustahil.

       وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى{٥}

5. Dan sungguh kelak kamu akan diberikan karunia-Nya dan kamu akan puas

Bahwa balasan yang Allah janjikan kelak itu akan membuat hati nabi menjadi puas dan dalam dakwah nabi saw yang paling membuat hati nabi senang adalah masuknya semua penduduk jazirah arab dalam Islam.

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًافَأَوَى{٦}

6. Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan yatim lalu dia melindungimu

Nabi ketika berdakwah sudah tidak memiliki orang tua hanya pamannya tempat ia bercerita semua problema dakwanya, keyatiman Nabi Muhammad bukan sesuatu yang kebetulan karena keyatimannya sudah dalam pengaturan Allah swt untuk Nabi Muhammad agar segala persoalan yang ia temui ia akan selalu mengadukan kepada Rabbinya bukan abi atau uminya dan itulah tujuan Allah, juga pun kita sebagai hamba-hambanya agar selalu menyeruh dan meminta pertolongan kepada Allah bukan kepada makhluk bahkan orang tua kita pun yang selam ini menjadi tempat pengaduan beliaupun meminta bantua Allah swt untuk itulah kita selalu melibatkan Allah dalam segala sesuatu yang dihadapi karena itu menunjukan bahwa ketergantungan akan pertolongan Allah serta ketidakberdayaan kita layaknya seorang anak yatim yang sangat mengharapkan uluran "Tangan" pertolongan dari Allah swt.

وَوَجَدَكَ ضاَلاًفَهَدَىَ{٧}

7. Dia mendaptimu dalam keadaan tersesat lalu Dia memberimu petunjuk

Banyak kisah-kisah yang menceritakan bagaiman proses seseorang mendapt hidayah yang mulanya tidak mengenal siapa Allah lalu diberi petunjuk dan hidupnya pun berubah dari pergaulan yang jahiliyah kemudian berubah kearah yang Islami semua itu atas pengaturan Allah. Nabi yang awalnya belum mendapat wahyu dari Allah dan masih kebingungan dalam memikirkan masyarakat Makkah yang bukan hanya tidak mengenal aturan agam tapi secara moral pun bertentangan dengan norma-norma kehidupan. Kemudian Allah beri petunjuk dengan wahyu maka terbukalah pintu hidayah itu dan mencerahkan masyarakat Makkah sehingga menjadi pusat agama Islam.

وَجَدَكَ عاَئِلاً فَأَغْنَى {٨}

8. Dan dia mendapatimu dalam kekurangan lalu Dia mencukupimu

Terkadang kita kurang memahmi apa artinya   kekayaan bahwa sebenarnya harta yang paling berharga itu adalah hidayahnya Allah  kalaupun harta maka Allah akan "mencukupkan" apa yang menjadi kebutuhan hambanya akan ada saja reski yang Allah kirimkan untuk hambanya, namun yang menjadi benang merah dalam ayat ini bahwa Allah mendapti kita dalam keadaan fakir lalu dia mencukupi kebutuhan kita, ada beberapa kisah bagaiman ketika orang tersebut sudah tidak punya lagi apa-apa untuk mencukupi kebutuhannya kepada siapa ia mau meminta kerabat tiada saudara pun jauh maka secara naluri kehambaan maka pasti tempat satu-satunya untuk meminta hanya kepada Allah lalu kemudian Allah cukupi kebutuhannya lewat hambanya yang dermawan inilah makna yang tersirat, yang sebenarnya Allah tahu akan kebutuhan dan keinginan kita tapi Allah mau kita yang datang lebih dulu untuk minta sebagai tanda bahwa kita masih meyakini bahwa Allah lah yang mengatur semua ini.

فَأمَّا الْيَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ{٩}

9. Maka adapun terhadap anak yatim jangan sewenang-wenang

Ayat ini merupakan refleksi kembali dari ayat  

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًافَأَوَى

Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan yatim lalu dia melindungimu

Karena sudah mendapat pertolongan Allah ketika masih dalam keadaan yatim maka harus berbuat baik kepada anak yatim, karena seorang yang ditinggal ayahnya ketika usia yang belum baligh akan patah hatkarena pemberi perlindungan terhadap dirinya tempat pengaduan hatinya maka inilah refleksi dari ayat ke 9 dan juga ini sebagai rumus bahwa ketika Allah mengasihi kita dalam keadaan yatim kita pun harus mengasihi anak yatim walaupun kita bukan yatim tapi sebagai saudara seiman dan juga merupakan norma dalam kehidupan manusia untuk selalu mengasihi dan menolong, karena rumusnya adalah barang siapa yang mengasihi maka dia akan dikasihi, barang siapa yang menyangi maka dia akan disayangi.

وَأَمَّا سَائِلاً فَلاَ تَنْهَرْ {١٠}

10. Dan adapun orang yang meminta-minta janganlah kamu hardik.

Hidup tolong menong sudah menjadi tabiat alami manusia yang sebenarnya harus dipahami bahwa ada orang yang punya kelebihan ada juga orang yang punya kekuranga ada yang kaya dan ada yang miskin mudah bagi Allah sebenarnya untuk membuat manusia dimuka bumi ini menjadi orang kaya semua dan serba berkelebihan bukan hanya cukup tapi lebih, tapi kemudian Allah menjadikan rumus dunia bahwa ada yang lebih ada yang kurang tujuannya tidak lain tidak bukan agar manusia itu saling menolong sehingga dapat dilihat mana hamba yang mensyuri nikmat-Nya dengan cara membagikan hartanya kepada orang yang membutuhkan dan Allah pun sudah menegaskan bahwa dalam harta setiap orang disitu ada hak orang lain, dan ketika dibagikan pada mereka yang butuh maka sejatinya harta tersebut tidak berkurang namun berubah dalam manfaat yang bentuknya lain dan juga berbagi kepada orang lain adalah tanda bahwa kita mensyukuri akan karunia dari Allah swt.

 وَأمّاَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ {١١}

 11. Dan adapun nikmat dari tuhanmu maka syukurilah.

 Dan dengan segala karunia yang Allah berikan itu harus di syukuri banyak cara mensyukuri nikmat Allah tersebut yang paling mudah ialah hanya dengan mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat kebaikan baik yang sifatnya materil maupun non materil yang kedua kalau nikmat Allah itu berupa materil maka cara lain untuk mensyukurinya adalah dengan cara berbagi karena diberi dari Allah kemudian diterima lalu dikasih kembali pada orang yang sekiranya membutuhkan dan sudah melebihi dari kecukupan walaupun tingkat dermawan yang paling tinggi itu adalah berbagi kepada orang lain tapi dianya masih membutuhkan ikhlas mengarapkan keridhoan Allah swt dan cara yang ketiga mensyukuri nikmat Allah yaitu dengan meningkatnya amal ibadah kepada Allah karena izin-Nya semua kebaikan kita rasakan tanpa izin-Nya sesuatu tidak akan pernah terjadi, jadi semakin banyak nikmat seharusnya semakin istiqomah dan bertambah ibadah kita sebagai bentuk terima kasih dan kesyukuran kepada Allah.

 

Identitas Penulis:

Nama                           : Illiyin Sasia

                                    Alumnus STIS Hidayatullah Balikpapan

                                    (Hanya Penulis Biasa)

Nik                              : 7207162201900001

No. Hp/Wa                  : 082255006882

Nama & No. Rek        : (BRI) 5164-0102-7364-53-5

                                       A/n : Illiyin Sasia

Akun Medsos (Fb)      : Lan

 

0 comments:

Post a Comment